Pesawat

Minggu, 17 Desember 2017

Letters (1) : Sebuah surat tentang wajahmu

Dear Oneiro

Surat ini aku tuliskan setelah perjumpaan kita kembali. Usia yang bertambah membuat kita melepaskan segala keinginan dan ego yang dulu ingin kita kejar.

Sial! Mengapa sekarang kamu terlihat lebih menarik? Aku tak pernah melirik apalagi tertarik tentang dirimu. Tak pernah sekalipun aku punya perasaan penasaran mengenai segala sesuatu tentangmu. Ya mungkin sesekali pernah aku tertarik. Tapi ketertarikanku tak pernah lebih besar dari orang kebanyakan.

Dear Oneiro yang beruntung
Kukutuk dirimu yang membuat diriku jadi kehilangan waktu untuk sekedar tidur tepat waktu, setidaknya untuk hari ini. Malam ini. Setelah kurang lebih 4 tahun aku tidur nyenyak dalam lelap karena kelelahan. Bekerja membuatku lupa.

Banyak orang yang mengatakan, standardku terlalu tinggi. Ya benar, standardku terlalu tinggi.Terlalu pemilih.Tapi mengapa kali ini perhatianku justru tertuju padamu?

Kamu tahu Oneiro, mengapa kamu menjadi orang yang paling beruntung. Karena dari beberapa orang brengsek yang kukejar dan mengejarku, kamu lah yang justru malam ini membuatku tidak bisa tidur. Jarang lho, yang seperti ini. Setelah 4 tahun lamanya. Ya, hal ini baru bisa terjadi setelah 4 tahun lamanya.

Dear Oneiro, Dewa Malam
Kamu membuat aku gila, bagaimana mungkin rasa tidak peduli mu membuatku malah semakin penasaran.

Aku ingin terbang menghampirimu, menampar, lalu mengecup bibirmu.

Oneiro, kamu kurang ajar betul, tak mengacuhkan aku selama ini

Oneiro, kurasa aku mulai jatuh cinta dan takut untuk jatuh cinta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar